Cara Merawat Intercooler dengan benar

Cara Merawat Intercooler dengan benar | Intercooler bertugas mendinginkan udara yang diembuskan oleh turbo menuju ruang bakar. Prinsip kerjanya sama dengan radiator yang bertugas mendinginkan aliran air pendingin mesin. Materialnya pun mirip. Bedanya, hanya pada zat yang didi­nginkan via embusan udara dari luar. Dan berikut tips merawat Intercooler.

Saat ini hampir semua mesin turbo menggunakan intercooler. Namun sa­­­yang, keberadaannya se­ring ter­lewatkan. Karena bisa dika­takan ia minim pe­ra­watan. Apalagi kalau produsen mobil meletakkannya di balik bumper depan.

“Tidak ada perawatan khusus untuk intercooler. Paling hanya mengikuti jadwal servis rutin mobil. Itu pun cukup dengan membersihkannya menggunakan angin bertekanan,” terang Iwan Abdurrahman, TAM Sunter Workshop Manager PT Toyota Astra Motor.

Toyota Fortuner diesel intercoolernya berada di atas mesin. Bersamaan dengan bagian mesin lain yang terlihat kotor, cover intercooler dibersihkan dengan angin bertekanan setiap servis berkala 10.000 km. Selain itu tidak ada treatment khusus. Intercooler pada Mitsubishi Pajero Sport direkomendasikan untuk perawatan berkala setiap 20.000 km bersamaan dengan perawatan EGR dan EGR cooler.

Memang untuk maksimalnya intercooler bisa dilepas dari dudukannya. Tapi jarang dikerjakan. Kecuali, ada masalah de­ngan tekanan turbo. Ditandai dengan melemahnya performa. Namun, banyak faktor lain yang lebih signifikan untuk menurunkan performa mesin. Selain itu, selama masih bisa dikompensasikan oleh komputer mesin, kondisi itu sulit dideteksi oleh awam.

Yang harus diwaspadai dari intercooler adalah serangan dari luar. Ya, udara luar yang masuk ke ruang mesin membawa beragam potensi masalah. Yang paling halus adalah debu. Berikutnya, jika Anda sering membawa mobil cruising di jalan tol, butiran aspal be­risiko menempel. Termasuk pula serangga, batu, hingga daun dan ranting kayu.

Oh ya, ada 2 letak utama dari intercooler. Yang pertama di atas mesin dan lainnya di balik bumper depan. Tidak ada beda antara kedua posisi tersebut.

Hanya saja, untuk peletakan di balik bumper depan menyimpan potensi masalah lebih besar. Kotoran lebih mudah masuk. Padahal, di belakang intercooler biasanya terdapat radiator. Kalau sampai intercooler terhalang kotoran, tidak hanya kinerja intercooler menurun. Sistem pen­dingin mesin juga bisa ikut terganggu.

Yang di atas mesin bukan tanpa risiko. Memang kotoran lebih sulit masuk karena posisinya tinggi dan dibatasi lubang udara airscoop. Meski begitu, tetap ada celah masuknya kotoran dan bahan lain yang bisa mengganggu dan merusak intercooler.

Kotoran punya potensi hinggap di dalamnya	Intercooler di atas mesin lebih mudah dibersihkan

Membersihkan Intercooler

Dimanapun letak intercooler, proses membersihkannya sama saja. “Hanya memang yang berada di balik bumper depan, posisinya lebih menyulitkan,” terang Daniel Saputra dari Show Car Garage.

Untuk mudahnya, bisa dipakai air bertekanan. Boleh ditambah air sabun agar hasilnya lebih baik. “Yang paling sulit kalau ada kerikil atau batu. Harus dicungkil satu persatu menggunakan tusuk gigi. Itu pun dengan catatan, jika posisinya bisa diraih oleh tangan,” lanjut Daniel.

Cara paling efektif ada­lah dengan melepas bumper depan. Tapi itu bukan pekerjaan yang mudah. Apa­lagi bumper mobil baru kerap sudah menyatu de­ngan gril dan spatbor, tentu membutuhkan waktu yang lama.

Intercooler di atas kap mesin relatif lebih mudah. Anda tinggal membersihkan cover intercooler de­ngan kain lap atau angin bertekanan. Jangan lupa pula bersihkan rongga air scoop. Mau lebih yakin? Anda bisa melepas cover mesin dengan membuka klip pemegangnya.

Tidak perlu mengguna­kan air. Kalaupun terpaksa, tekanan air jangan terlalu tinggi supaya tidak merusak sirip intercooler. Pastikan seluruh soket sambungan di dalam ruang mesin kering. Gunakan blower angin untuk memastikan tidak ada air tertinggal di ruang mesin. Jika tidak, bisa timbul karat dan merusak kinerja mesin keseluruhan.

Sumber