Otosentrum.com | Adanya varian baru pada Toyota Agya dan Daihatsu Ayla bermesin 4-silinder 1,2-liter, membuat persaingan lebih adil di segmen LCGC hatchback. Karena sebelumnya, hanya Honda Brio Satya satu-satunya bermesin 4-silinder. Kompetitor seperti Agya-Ayla, Karimun Wagon R dan Datsun GO, hanya bermodalkan mesin 3-silinder demi mengejar efisiensi.
Regulasi Low Cost Green Car (LCGC) yang mewajibkan konsumsi bahan bakar sebesar 20 km/liter, bukan perkara sulit bagi mesin kapasitas kecil dan jumlah silinder sedikit. Padahal teknologi cukup berperan, sekalipun di mesin yang lebih besar. Honda Brio menjadi contoh. Meski jumlah silinder ada empat dan kapasitas mesin 1,2-liter, keiritannya mampu menyamai bahkan mengungguli mesin 3-silinder di rivalnya. Tak ayal, penjualannya tergolong menggembirakan bagi Honda, dan selalu difavoritkan dalam peta persaingan kelas LCGC.
Kehadiran Agya 1.2L dan Ayla 1.2L merupakan tantangan yang sepadan bagi Honda Brio Satya. Penggunaan mesin pengembangan baru 3NR-VE, sudah diuji terlebih dahulu oleh Toyota Calya dan Daihatsu Sigra. Peningkatan harga terjadi seiring penambahan fitur-fitur agar tercipta value terbaik dan keunggulan bersaing.
Varian tertinggi Daihatsu Ayla R Deluxe AT berharga RP 146,25 juta dan Toyota Agya TRD 1.2 AT sudah tembus Rp 151,9 juta. Artinya, keduanya masuk dalam rentang harga yang imbang dengan Honda Brio Satya E CVT (Rp 151,5 juta). Fakta itu membuat kami tergelitik membandingkan ketiga mobil ini dan memberi masukan terbaik bagi Anda yang sedang berencana meminang salah satunya. Kami ambil dari perspektif desain, fitur dan performa, karena ketiga faktor ini merupakan penentu keputusan pembelian konsumen pada umumnya.
Desain
Bagian ini bersifat sangat objektif dan kami tidak bisa menilai mana yang paling bagus penampilannya. Semuanya tergantung selera konsumen masing-masing. Mengenai desain Agya-Ayla, sebenarnya tidak ada yang salah. Desain dasarnya memiliki proporsi yang pas sebagai hatchback dan terlihat solid. Ketika mendekat dengan perhatian lebih mendetail, kesan mobil murah baru terasa. Alhasil, penunjang tampilan agar lebih mewah dengan cara menambah pernak-pernik aksesoris dan permainan krom pun dilakukan, yang terkadang menjadi berlebihan khususnya di varian tertinggi.
Itulah mengapa desain Agya-Ayla model sebelumnya sangatlah polos. Sehingga desainernya, lebih leluasa berkreasi bila saatnya facelift tiba. Perubahan terpusat pada desain bagian muka dan belakang saja. Daihatsu memberi ubahan yang cukup agresif pada fascia depan Daihatsu Ayla 1.2 R Deluxe, berupa desain grille ekstra besar dan tak lupa ornamen krom di dalamnya. Sementara Agya 1.2 TRD, tampak lebih sederhana dengan ubahan pada air dam hingga rumah fog lamp. Kedua varian tertinggi Agya dan Ayla disematkan body kit dan desain pelek alloy baru.
Tampak belakang New Agya-Ayla, mendapat ubahan pada bemper dan desain rear combination lamp baru. Bemper dengan reflector yang dikelilingi aksen aerokit dan diffuser, terlalu ramai dan tidak ada gunanya. Namun lampu belakang LED dan garnish model baru, sangat menunjang penampilan agar terlihat mahal. Terlebih lagi, headlamp Ayla dan Agya juga sudah mengadopsi model projector plus DRL, yang tidak dimiliki Brio Satya. Sayang bagian interior tidak banyak berubah. Sangat sederhana dan membosankan, dengan kualitas material kasar. Kelebihannya ada pada ruang kabin dan kargo lebih lapang dibandingkan Brio.
Namun kami lebih menyukai desain Honda Brio dibanding duo Agya-Ayla karena tanpa banyak “gimmick”. Terutama setelah mengalami facelift tahun lalu. Bemper depan mencomot milik Mobilio terlihat lebih menarik. Memang, bagian buritan seolah tidak cocok dengan wajah depan. Model pintu kaca yang rata, mengingatkan Civic Wonder hatchback era 80an. Dan desain seperti itu mengorbankan ruang bagasi menjadi ekstra-minim.
Untung saja Honda Mobilio baru facelift Februari lalu. Perubahan pada headlamp, membuatnya tidak lagi sama dengan Brio. Patut diapresiasi adalah desain dasbor Brio yang berubah mengikuti facelift Mobilio pertama. Pengaturan AC lebih modern berupa tombol bukan lagi model putar. Kualitas buatan lebih baik, tidak ada bagian yang renggang seperti dasbor lama, meski material digunakan masih terasa murahan.
Fitur
Fitur-fitur yang diberikan ketiga mobil ini sudah tidak lagi menggambarkan segmen LCGC. Segala sesuatu yang diberikan, sesuai fungsi dan kebutuhan semata. Daihatsu Ayla 1.2 R Deluxe menonjolkan head unit layar sentuh dengan fasilitas mumpuni. Pengaturannya pun sudah dapat dilakukan via steering switch. Toyota Agya 1.2 TRD dan Honda Brio Satya E CVT hanya dimodali head unit 2 Din biasa plus steering switch juga. Bedanya, di Agya dan Ayla, sudah ada koneksi Bluetooth yang menambah keamanan saat berkomunikasi sembari mengemudi. Soal sarana infotainment Ayla pemenangnya, terutama ada layar monitor sentuh untuk memutar DVD.
Soal fitur keselamatan dan keamanan, Agya 1.2 TRD S dan Brio Satya E CVT boleh berbangga hati sudah dilengkapi peranti Anti-lock Braking System (ABS). Daihatsu masih pelit memberikan fitur penting ini, yang biasanya beralasan konsumen mereka belum membutuhkannya. Beruntung sudah ada kantung udara ganda, sama halnya Agya dan Brio Satya. Untuk memperkuat rangka di dalam bodi, Agya dan Ayla menanam Side Impact Beam dan Honda mengandalkan kontruksi G-CON+ACE. Beruntung, semuanya sudah dilengkapi fitur keamanan immobilizer.
Performa
Mesin L Series Honda, 4-silinder 1,2-liter dengan teknologi katup variabel i-VTEC, terkenal kencang sekaligus irit bahan bakar. Tenaga dihasilkan sebesar 90 PS dengan torsi maksimum 110 Nm, dipasangkan dengan transmisi manual 5-kecepatan dan CVT. Toyota Agya 1.2 dan Daihatsu Ayla 1.2 bermesin sama dengan Calya dan Sigra, yaitu mesin 3NR-VE 4-silinder 1,2-liter dengan tenaga 88 PS dan torsi 108 Nm. Pilihan transmisi ada manual 5-percepatan dan otomatis konvensional 4-percepatan.
Di atas kertas, Brio lebih unggul dari Agya-Ayla. Meski belum mengujinya secara komprehensif, kami yakin kenyataannya pun juga demikian. Mengendarai Brio jauh lebih menyenangkan dibanding si duo kembar. Mulai dari mesin L12A-nya yang bertenaga, perpindahan gigi mantap, dan kestabilan tinggi.
Walaupun dibubuhi Dual VVT-i, bukan berarti mesin 3NR-VE menjadi lebih kencang. Saat kami coba di Daihatsu Sigra, teknologi ini lebih mengutamakan efisiensi bahan bakar ketimbang performa. Tenaga di putaran rendah sangat lemah, diperparah pula transmisi otomatis “jadul” yang menyumbang banyak powerloss.
Sumber
Klik Whatsapp: 085277956145
Klik Telp:
___________________________________
Klik Form Simulasi Kredit
Form Simulasi Kredit
___________________________________
Customer Service. Otosentrum.com
Alia April
Bayu Aji Ramadhan
Alamat Dealer Mobil