Komparasi Suzuki Ciaz GLX Dengan Toyota Vios dan Honda City

Apa yang langsung tersirat di pikiran Anda ketika mendengar produsen mobil Suzuki Indonesia? Sebagian mungkin teringat Suzuki Carry, atau bahkan Low MPV fenomenal Suzuki Ertiga? Ya, merek mobil Suzuki Indonesia sudah begitu lekat dengan mobil jenis van. Tapi apa jadinya jika mereka saat ini malah meluncurkan sebuah mobil Small Sedan? Nah sekarang, Auto Bild akan mencoba Suzuki Ciaz GLX rival Toyota Vios dan Honda City.

Ternyata ini merupakan perubahan strategi yang dilakukan PT Suzuki Indomobil Sales selaku APM Suzuki di Indonesia, agar brand image Suzuki di Indonesia berubah. Dari brand yang lekat de ngan mobil van dan komersial ringan, hingga menjadi brand dengan mobil-mobil sporti. Guna melancarkan rencana strategi mereka, Suzuki Ciaz diluncurkan sebagai ujung tombak serangan.

Dengan image sporti khas sedan, sudah jelas image Suzuki di Indonesia bertahap akan berubah. Secara umum, tampilan Suzuki Ciaz terlihat sporti tapi tidak berlebihan. Desainnya sederhana tanpa imbuhan aero-kit yang berlebihan. Jika diperhatikan, Ciaz seolah membawa garis desain dari sang kakak, Suzuki Neo Baleno.

Kami menyukai tampilan depannya yang sporti. Terlihat jelas pada bumper, terdapat lubang seperti air dam yang berdimensi “pas”. Tapi sayang, desain rumah foglamp terlalu konvensional. Menoleh ke bagian samping, tidak ada yang bisa dikomentari. Tampilannya biasa saja, tanpa ada tarikan garis yang cukup menarik perhatian. Memang terlihat konservatif, tapi dengan penampilan seperti itu, desain Ciaz lebih terlihat timeless. Desain belakang Suzuki Ciaz terlihat sporti berkat desain lampu belakang lancip dan ujung pintu bagasi yang meruncing mirip tampilan duck tail.

Ciaz menggunakan mesin yang sama de ngan Suzuki Ertiga, yaitu berkode K14B berkapasitas 1.373 cc yang menhasilkan tenaga sebasar 92 dk. Suzuki beralasan bahwa penggunaan common engine ini dilandasi keandalan mesin K14B yang sudah teruji, serta konsumsi bahan bakarnya yang sudah terkenal irit. Selain itu, penggunaan mesin se rupa ini juga mempermu dah mereka dalam menyedia kan komponen suku cadang untuk sektor mesin.

Beranjak duduk di bangku supir, layout dasbor Ciaz terkesan simpel namun menarik, berkat penggunaan aksen warna silver pada bagian tengah dasbor dan kisi AC. Jika diperhatikan, desain kisi AC tengah Suzuki Ciaz mengerucut ke arah supir. Desain seperti itu seolah begitu memperhatikan area supir atau dengan istilah lain, driver’s oriented. Head unitnya terintegerasi dasbor dan mampu memutar berbagai format lagu, misalnya CD, MP3, USB, bahkan tersedia kanal Bluetooth. Ciaz juga sudah menggunakan AC climate control. Pada lingkar kemudi, terdapat kontrol audio dan kontrol Bluetooth yang juga bisa dipergunakan untuk menerima atau menolak panggilan telepon.

Duduk di bangku belakang, kesan lega sangat terasa. Headroom cukup, sedangkan legroom terasa baik untuk ukuran tubuh standar orang Asia. Bagian tengah sandaran bangku belakang dapat diturunkan sehingga tersedia dua buah cup holder. Bagasi Ciaz terbilang cukup lega, namun yang menjadi catatan adalah absennya penutup pada bagian dalam pintu bagasi. Jadi ketika dibuka, Anda akan melihat jajaran kabel dan sling yang cukup mengganggu pandangan, karena tidak ada cover yang menutupi. Apakah akan mengganggu kesenyapan kabinnya? Kita lihat nanti.

Saat berita ini diturunkan, pihak Suzuki mengaku belum menentukan berapa harga Suzuki Ciaz, mereka hanya memberikan kisaran harga yang serupa dengan kompetitornya. Peluncuran Suzuki Ciaz juga diakui PT Suzuki Sales Indonesia sebagai langkah persiapan menghadapi tren Sedan Notchback global yang kini sedang berkembang. Jika berkaca pada tren otomotif Indonesia memang berkata lain, kue penjualan Sedan Notchback terbilang sangat kecil. Meski bukan menjadi “volume maker”, setidaknya perubahan image Suzuki akan terjadi berkat peluncuran Ciaz.

Sumber