Masalah Pada Mobil Saat Musim Panas | Cuaca panas sedang melanda sebagian wilayah Indonesia. Di Jakarta saja, sinar terik matahari di siang hari bisa mencapai suhu 35 derajat celcius. Kondisi ini tentu berdampak buruk pada mobil.
Lantas, apa saja hal-hal terburuk yang kerap dialami mobil di saat musim kemarau?
Dilansir ACC, kondisi yang paling buruk dialami sebuah mobil ialah eksterior dan interior kendaraan yang dijemur langsung di bawah sinar matahari. Suhu di dalam kabin bahkan bisa mencapai 70 derajat celsius.
Dampak buruk yang memengaruhi eksterior mobil biasanya membuat cat mobil menjadi kusam dan bagian-bagian yang menggunakan bahan karet akan mudah mengeras. Sebagai contoh, karet wiper menjadi tidak elastis lagi sehingga dapat menggores kaca mobil saat digunakan. Sementara untuk jangka waktu yang lama, suhu panas yang berlebihan juga dapat merusak interior mobil.
Maka itu, usahakan untuk selalu memarkir mobil di tempat yang teduh atau terhalang dari sinar matahari langsung. Saat parkir di rumah, usahakan agar garasi menggunakan penghalang sinar matahari seperti kanopi. Penggunaan penutup (cover) mobil tidak menjamin mobil Anda terhindar dari dampak buruk sinar matahari.
Selain itu, penyakit lainnya yang dapat menyerang mobil adalah kerusakan aki. Seperti dilansir situs resmi Toyota, kondisi ini terjadi karena udara dalam kabin begitu panas. Alhasil, penggunaan Air Conditioner (AC) dengan intensitas tinggi tentu akan dilakukan pembesut mobil.
Artinya, menghidupkan blower berarti mengambil tenaga berlebih dari aki. Hasilnya aki terlalu lelah dan bisa jadi rusak. Periksalah terminal dan kabel, bila ditemukan adanya korosi maka segera bersihkan.
Kotoran dan debu yang masuk juga akan membuat kinerja mesin akan terganggu, terutama jika mobil yang digunakan sudah menggunakan sistem injeksi. Angin pada musim kemarau bisa menyebabkan banyak debu berterbangan dan membahayakan bagi mesin mobil.
Untuk itu, jagalah kebersihan filter udara setiap saat. Filter udara berbahan karton atau kertas sangat mudah dibersihkan dengan cara penyemprotan kompresor. Lakukanlah setiap 1.000 kilometer dan ganti filter tiap 5.000 kilometer. Jika filter berbahan busa, Anda dapat menggantinya tiap 15 ribu kilometer.
Periksa pula cairan pendingin (coolant) dan jaga volumenya, serta aliran pendingin untuk mengantisipasi jika ada kebocoran. Selain coolant, pastikan juga ketinggian pelumas dan air radiator sudah sesuai anjuran. Satu lagi, anda bisa gunakan pelumas sintetik yang memang unggul melawan kondisi panas.
Sumber
Untuk mengetahui secara detil setiap angsuran Mobil, bisa menggunakan Form Simulasi kredit dibawah ini
SIMULASI KREDIT_____________________________________________________________________________